17 Mei 2024

Berpikir dulu atau bertindak dulu? Ini jawabnya!

4 min read
Saya pernah diskusi dengan teman, tentang "mana yang lebih penting antara bertindak lalu berpikir atau berpikir lalu bertindak?” seperti apa jawabnya? Baca selengkapnya..

Empty Theresienwiese, Oktoberfestplatz in Munich in the summer of the corona pandemic 2020

“Lebih baik saya menyesal karena saya melakukan suatu hal, daripada saya menyesal karena tidak ‍melakukan apa-apa”

Nules.co – Quotes di atas, sering saya temukan dan juga saya jadikan motivasi dalam melangkah dan melakukan sesuatu (yakni setelah mempertimbangkan segala risiko, maslahah dan mafsadahnya). Karena jujur, sering ketika saya ingin berbuat sesuatu -meski kecil dan sepele, saya termasuk orang yang tidak banyak yakin dalam tindakan saya tersebut. Ada rasa khawatir, takut dicibir, menghindari nyinyir, bahkan sering kali tak terealisasi dan hanya mengalir. Entah mengalirnya ke mana, ke laut, ke sungai, atau hanya berkutat ke selokan?

Memang agak sulit -menurut saya- dalam kita melakukan suatu hal jika terus dalam banyak adanya pertimbangan. Apalagi, jika menginginkan semua tindakan dan perbuatan kita bisa diterima dan terlebih disukai orang-orang. Mustahil!!

Ada pula dari sebagian cendekiawan atau ilmuwan yang menarasikan Quotes di atas dengan narasi yang berbeda namun esensinya tidak jauh beda, seperti “lebih baik saya salah tetapi mencoba, daripada saya benar tetapi tidak melakukan apa-apa”

Hal yang ingin disampaikan pada intinya, kita memang harus terus mencoba dan memilih sebuah tindakan, bagaimana dan seperti apapun resikonya. Pernah saya diskusi dengan teman saya, teman saya ajukan satu pertanyaan untuk saya “menurutmu, mana yang lebih penting antara bertindak lalu berpikir atau berpikir lalu bertindak?”

Setelah melakukan analisis, saya menjawab dengan suatu uraian tanpa adanya kesimpulan dan jawaban. Begini (kata saya sambil menggerak-gerakkan tangan kedepan, keatas, dan kebawah mencoba sok pintar, sok bijak, dan sok-sok yang lain) jika seseorang bertindak lalu berpikir, banyak rentan dari tindakannya menuai sebuah polemik. Karena bertindak -jika tanpa berpikir- itu sama halnya dengan membabi buta. (mungkin) jika bertindak lalu berpikir, hanya akan memantik polemik atau cibiran saja.

Baca juga  Beda orang baik dan orang yang ada maunya

Sedangkan jika berpikir lalu bertindak, rentan juga hal semacam ini; loading. Meski akan banyak manfaatnya, seperti lebih matang, lebih waspada, lebih hati-hati, lebih selamat, tetapi berpikir lalu bertindak sering lambat dalam menyelesaikan sesuatu. Terlebih jika hanya berpikir -tanpa bertindak- ini mah yang lebih fatal. Tampak hanya khayalan lalu hidup dalam mimpi.

Lalu, bagaimana yang lebih ideal? Keduanya sudah ada positif dan negatif, pro dan kontra, serta pilihan mana yang tepat dari keduanya dengan melihat masalah, situasi, kondisi, pribadi, serta problem masing-masing.

Sebagaimana yang pernah saya baca dan saya dengar bahkan saya rasakan, bahwa hidup itu adalah pilihan. Kita tidak memilihpun, itu adalah pilihan, yakni memilih untuk tidak memilih.

Pertanyaan selanjutnya adalah, pilihan apa yang akan kita pilih untuk memilih pilihan yang tepat? Tentu, uraian dari awal tulisan ini adalah sebagian dari jawabnya. Bahwa kita harus memilih bertindak, berani mencoba, dan berpikir atas pilihan, tindakan, dan hal-hal yang akan kita coba.

Seorang ilmuwan selalu mencoba meski dirinya gagal seribu kali. Mencoba sesuatu adalah satu langkah kecil dalam perjalanan panjang menuju masa depan. Satu dayungan ringan pada sebuah perahu, juga merupakan satu langkah kecil dalam mengarungi luasnya samudera.

Semuanya harus dimulai dari diri kita dalam mencoba dan berani. Tentu saja harus siap dengan segala resikonya. risiko dihujat, dicaci, dibully, difitnah, dan segala macamnya.

Jika yang ditakuti hanya salah, itu adalah hal lumrah. Terpenting mencoba dan berani mengambil risiko dengan pemikiran serta pertimbangan yang matang. Mengutip pelajaran berharga dialog antara ikan dan kura-kura yang saya baca dari kisahinspiratif.com beberapa hari yang lalu,

Seekor ikan bertanya kepada Kura-kura :
“Mengapa setiap kali kamu mengalami masalah selalu bersembunyi, masuk ke dalam cangkangmu…?”

Baca juga  Doa Agar Dunia Mengejarmu Tanpa Kau Mengejarnya

Kura-kura menjawab :
“Apa penting pertanyaan itu aku jawab ?”

Ikan berkata :
“Semua mahluk di perairan ini mempertanyakan sifat-mu yang selalu bersembunyi jika ada masalah!”

Kura-kura berkata :
“Komentar orang lain apakah penting…?
Aku tidak menghindar,
Aku tidak lari dari kenyataan,
Aku hanya mencari suasana yang lebih damai di dalam cangkangku.”

Ikan bertanya lagi :
“Tetapi apakah kamu tidak peduli selalu jadi bahan pembicaraan?”

Kura-kura menjawab :
“Inilah alasan mengapa aku lebih panjang umur dari pada kalian.
Kalian terlalu sibuk mengurusi kehidupanku sampai kalian lupa siapa diri kalian,
Kalian terlalu sibuk memperhatikan diriku sampai kalian lupa siapa diri kalian.”

“Dalam hidup ini kita sendiri yang menentukan pilihan, berbuat-lah yang terbaik dan biarkan-lah orang lain mau berkomentar apapun”.

“Orang yang menyukaimu tetap akan membenarkan-mu sekalipun kamu keliru,”
Sebaliknya
“Orang yang membencimu selalu akan menyalahkanmu sekalipun kamu benar.”

“Berapa banyak waktumu terbuang hanya untuk mengurusi kehidupan orang lain sehingga …
kamu lupa pada dirimu sendiri kapan harus makan dan istirahat”

“Sayangi dirimu dengan lebih peduli pada urusanmu sendiri sebab, engkau akan menjadi orang yang selalu kekurangan saat kamu selalu ingin tau urusan orang lain”.

Kesimpulannya, jangan terkecoh dengan apa yang orang katakan. Berani mencoba. Berani salah. Berani menerima segala risiko. Karena orang yang benar, sebelumnya juga pernah salah. Jadilah diri kita sendiri. Jadi-lah pribadi yang baik. Dan terus meneruslah berbuat baik. Najwa Shihab pernah berkata “Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan”. Sekian. Semoga bermanfaat.

Kirim ke :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All of nules.co | Newsphere by AF themes.